Selasa, 28 Agustus 2012

Mbaru Niang Raih Penghargaan Unesco

KUPANG, TIMEX - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Provinsi NTT. Setelah Taman Nasional Komodo (TNK) di Manggarai Barat terpilih menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia baru, kini datang lagi pengakuan dunia atas keajaiban lain yang dimiliki NTT.

UNESCO, salah satu Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk kawasan Asia-Pasifik yang berkedudukan di Bangkok, Thailand, Senin (27/8), memberikan penghargaan tertinggi (Award of Excellence) untuk kampung Mbaru Niang di Dusun Wae Rebo, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai.

NTT harus berbangga karena penghargaan ini untuk kategori pelestarian warisan budaya dan merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang mendapatkan kehormatan ini.

Untuk diketahui, tahun ini UNESCO Asia-Pacific kembali melakukan penilaian untuk Pelestarian Warisan Budaya, dan sebanyak 43 obyek/warisan budaya dari 11 negara di kawasan Asia-Pasifik mengajukan ke UNESCO untuk dinilai. Hasilnya, Dusun Wae Rebo yang terkenal dengan rumah tradisional kerucutnya, dan terletak jauh terpisah lembah di antara bukit-bukit pulau Flores mendapatkan penghargaan prestisius ini.

Dieter Schlenker, Informasi dan Manajemen UNESCO Bangkok dalam siaran persnya yang dikutip dari laman http://www.unescobkk.org/culture/heritageawards, Senin (27/8) menyebutkan, selain Mbaru Niang, UNESCO Bangkok juga memberikan penghargaan untuk dua situs terkenal, yakni Bangunan Sethna di Mumbai, India dan Air Systems di Hampi, India.

Penghargaan dengan nilai arsitektur tinggi untuk bangunan tradisional yang sudah mengalami proses restorasi diberikan untuk Kompleks Zhizhusi di Beijing, China, Kuil Chandramauleshwat di Hampi, India, dan Masjid Khilingrong di Shigar, Pakistan. Sementara untuk penghargaan dengan sebutan kehormatan (Award of Mention) diberikan kepada William Street Precinct di Perth, Australia, dan Benteng Jaisalmer di Rajasthan, India.

Dieter Schlenker mengatakan, untuk penilaian ini, UNESCO merekrut para juri yang pakar di bidang konservasi internasional dalam bidang arsitektur, perencanaan kota, pelestarian pusaka, sejarawan arsitektur dan desain lansekap.

Materi penilaian, demikian Dieter Schlenker dinilai berdasarkan keragaman jenis obyek, masuk kategori situs arkeologi, properti militer, dan mencakup spektrum yang luas dari isu-isu konservasi juga kontribusi obyek terhadap lingkungan sekitar dan kontinum masyarakat lokal budaya dan sejarah.

"Obyek yang dinilai harus memenuhi persyaratan, misalnya dari segi usia harus lebih dari 50 tahun dan restorasi harus telah diselesaikan dalam 10 tahun terakhir. Bangunan juga harus layak dan telah digunakan setidaknya satu tahun dari tanggal sebelum pengumuman penghargaan," urai Dieter.

Tim Curtis, Ketua Tim Juri dan Kepala Unit Budaya, UNESCO Bangkok menyebutkan, penghargaan atau Award of Excellence diberikan kepada Mbaru Niang, karena di kampung ini berdiri rumah-rumah tradisional berbentuk kerucut yang dari segi arsitektur memiliki nilai tertinggi. "Ini merupakan jenis baru pengakuan untuk pelestarian arsitektur, dimana berwujud warisan dan bentuk pengetahuan tradisional menjadi dasar metode konservasi," kata Tim Curtis.

Selanjutnya, Penghargaan atas Inovasi juga diberikan kepada Ruang Baca dari Portugis School of Macau di Macao (SAR) Cina. Juri mengakui, bangunan yang baru dibangun kembali itu memiliki struktur yang menunjukkan standar yang luar biasa untuk kontemporer desain arsitektur yang baik diintegrasikan ke dalam konteks sejarah.(aln)

Suber: http://timorexpress.com/index.php?act=news&nid=50432