KUPANG, TIMEX - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Provinsi
NTT. Setelah Taman Nasional Komodo (TNK) di Manggarai Barat terpilih
menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia baru, kini datang lagi
pengakuan dunia atas keajaiban lain yang dimiliki NTT.
UNESCO, salah satu Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk kawasan
Asia-Pasifik yang berkedudukan di Bangkok, Thailand, Senin (27/8),
memberikan penghargaan tertinggi (Award of Excellence) untuk kampung
Mbaru Niang di Dusun Wae Rebo, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese
Barat, Kabupaten Manggarai.
NTT harus berbangga karena penghargaan ini untuk kategori pelestarian
warisan budaya dan merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang
mendapatkan kehormatan ini.
Untuk diketahui, tahun ini UNESCO Asia-Pacific kembali melakukan
penilaian untuk Pelestarian Warisan Budaya, dan sebanyak 43
obyek/warisan budaya dari 11 negara di kawasan Asia-Pasifik mengajukan
ke UNESCO untuk dinilai. Hasilnya, Dusun Wae Rebo yang terkenal dengan
rumah tradisional kerucutnya, dan terletak jauh terpisah lembah di
antara bukit-bukit pulau Flores mendapatkan penghargaan prestisius ini.
Dieter Schlenker, Informasi dan Manajemen UNESCO Bangkok dalam siaran
persnya yang dikutip dari laman
http://www.unescobkk.org/culture/heritageawards, Senin (27/8)
menyebutkan, selain Mbaru Niang, UNESCO Bangkok juga memberikan
penghargaan untuk dua situs terkenal, yakni Bangunan Sethna di Mumbai,
India dan Air Systems di Hampi, India.
Penghargaan dengan nilai arsitektur tinggi untuk bangunan tradisional
yang sudah mengalami proses restorasi diberikan untuk Kompleks Zhizhusi
di Beijing, China, Kuil Chandramauleshwat di Hampi, India, dan Masjid
Khilingrong di Shigar, Pakistan. Sementara untuk penghargaan dengan
sebutan kehormatan (Award of Mention) diberikan kepada William Street
Precinct di Perth, Australia, dan Benteng Jaisalmer di Rajasthan, India.
Dieter Schlenker mengatakan, untuk penilaian ini, UNESCO merekrut para
juri yang pakar di bidang konservasi internasional dalam bidang
arsitektur, perencanaan kota, pelestarian pusaka, sejarawan arsitektur
dan desain lansekap.
Materi penilaian, demikian Dieter Schlenker dinilai berdasarkan
keragaman jenis obyek, masuk kategori situs arkeologi, properti militer,
dan mencakup spektrum yang luas dari isu-isu konservasi juga kontribusi
obyek terhadap lingkungan sekitar dan kontinum masyarakat lokal budaya
dan sejarah.
"Obyek yang dinilai harus memenuhi persyaratan, misalnya dari segi usia
harus lebih dari 50 tahun dan restorasi harus telah diselesaikan dalam
10 tahun terakhir. Bangunan juga harus layak dan telah digunakan
setidaknya satu tahun dari tanggal sebelum pengumuman penghargaan," urai
Dieter.
Tim Curtis, Ketua Tim Juri dan Kepala Unit Budaya, UNESCO Bangkok
menyebutkan, penghargaan atau Award of Excellence diberikan kepada Mbaru
Niang, karena di kampung ini berdiri rumah-rumah tradisional berbentuk
kerucut yang dari segi arsitektur memiliki nilai tertinggi. "Ini
merupakan jenis baru pengakuan untuk pelestarian arsitektur, dimana
berwujud warisan dan bentuk pengetahuan tradisional menjadi dasar metode
konservasi," kata Tim Curtis.
Selanjutnya, Penghargaan atas Inovasi juga diberikan kepada Ruang Baca
dari Portugis School of Macau di Macao (SAR) Cina. Juri mengakui,
bangunan yang baru dibangun kembali itu memiliki struktur yang
menunjukkan standar yang luar biasa untuk kontemporer desain arsitektur
yang baik diintegrasikan ke dalam konteks sejarah.(aln)
Suber: http://timorexpress.com/index.php?act=news&nid=50432
Tidak ada komentar:
Posting Komentar